· Vocalis
· SIGIT PURNOMO SYAMSUDDIN SAID
· TTL : Donggala,27 November 1979
· Gabung dengan ungu : November 1998
· Sebelumnya : dengan band lain
· Alat musik : drum,bass,rhytm guitar
· Tinggi/berat badan : 173 cm/60 kg
· Musikus favorit : Makki,Gesang
· Warna favorit : biru
· Lulusan : ABA-ABI
· Anak : Kisya Alfaro Putra Sigit,Shakinah Azelia Putri Napasha,Nasha Anaya Putri Valentina Pasha.
Lahir di Donggala,daerah penghasil kakao di Sulawesi Tengah,anak kelima dari enam bersaudara ini diberi nama Sigit Purnomo Syamsuddin said. Semenjak kecil dia sudah rajin belajar mengolah suara.
Jika kemudian dia begitu menghayati lagu-lagu religi seperti dalam album surgaMu,itu karena semenjak belia dia sudah senang mengumandangkan adzan dan rajin melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Rajin mengikuti lomba adzan. Dan pernah menjadi juara II dalam Lomba Adzan se Provinsi Sulawesi Tengah. Semenjak kemenangan itu,dia sudah dikenal sebagai si tukang adzan
Setelah lulus SMA di Donggala,Sigit kemudian hijrah ke Jakarta. Dia kuliah di Akademi Bahasa Asing ABI-ABI. Sembari kuliah dia menekuni dunia model dan dunia musik. Sama-sama ditekuni,tapi karirnya di dunia model tidak secemerlang di dunia musik. Walau amat terbatas,Sigit dikenal sebagai penyanyi oleh kalangan mahasiswa.
Dan anak muda dari Donggala itu haqul yakin bahwa hidup dan masa depannnya di dunia musik. Setelah 2 tahun kuliah,dia memutuskan meninggalkan kampus,lalu tekun di dunia musik.
Sesudah bersolo beberapa saat,dia bergabung dengan grup Ungu pada tahun 1998 yang saat itu masih tenggelam di papan bawah.
Perjalanan hidup Pasha sebelum beken bersama Ungu ternyata tidak seenak sekarang. Di masa awal pernikahannya dengan Okie Agustina,Pasha kesulitan keuangan. Dia sampai berjualan baju demi Rp.5000.
“zaman dulu demi Rp.5000, Rp. 10.000 gue jalani buat makan,yang penting halal. Waktu itu baru-baru menikah,karena memang nggak punya duit saat menikah. Lumayan sih jual baju untungnya Rp. 10.000-an”,ungkap Pasha sebelum sidang di Pengadilan Negeri Bogor,Jawa Barat.
Di era tersebut,pasha tidak hanya berdagang baju. Dia juga pernah berjualan voucher isi ulang ponsel.
“Pernah juga jual baju kokoh,yang beli anak-anak Ungu. Waktu itu bulan puasa. Ya gue jual,namanya juga waktu itu butuh duit”,imbuhnya
Sekarang di masa jayanya,pasha tak lupa mas lalu. Jiwa berdagang tetap melekat pada dirinya. Pasha membuka cafe di Bogor. Kabarnya,tahun ini duda 3 anak itu akan memperluas cafe dengan membuka cabang.
0 komentar:
Posting Komentar